Rabu, 18 Maret 2009

Puisi dan Ragamnya

Pengertian Puisi

Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra. Istilah ‘puisi’ berasal dari bahasa Belanda yaitu ‘poizie’ yang berarti ‘sajak’. Menurut Pradopo (1987:309—314) terdapat dua pengertian puisi, yaitu pengertian lama dan pengertian baru. Menurut pengertian lama, puisi adalah karangan yang terikat. Puisi itu harus sesuai dengan banyak baris dalam bait, banyak kata dalam tiap baris, rima dan irama.
Dari contoh di atas, sangat jelas bahwa dalam satu baris terdiri atas empat kata. Setiap barisnya terdapat jumlah suku kata yang sama atau hampir sama yaitu antara 9 sampai 10 suku kata. Sajak yang dipakai pun mempunyai pola akhir yang tetap yaitu a-b-a-b dalam baitnya. Adanya susunan yang teratur, jumlah kata yang tetap, maka tampak irama yang juga tetap. Keterikatan seperti inilah yang disebut sebagai sarana kepuitisan dalam puisi lama.
Puisi menurut pengertian baru dalam memenuhi sarana kepuitisan tidak harus seperti dalam puisi lama. Pradopo (1987:315—318) menyatakan bahwa terdapat tiga aspek dalam memahami hakikat puisi yaitu fungsi estetik, kepadatan dan ekspresi tidak langsung. Fungsi estetik karya seni puisi adalah diksi, irama, dan gaya bahasa yang meliputi bunyi, kata, kalimat, serta wacana yang digunakan secara khusus untuk mendapatkan efek tertentu. Kepadatan karya seni puisi adalah dalam puisi tidak semua peristiwa diceritakan, tetapi merupakan inti dari sesuatu. Ekspresi tidak langsung karya seni puisi adalah puisi itu menyatakan suatu hal dengan arti lain.
Waluyo (1987:25) menyatakan bahwa puisi dibangun oleh dua unsur yaitu struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik adalah bahasa yang digunakan. Struktur batin atau makna adalah pikiran atau perasaan yang diungkapkan oleh penyair. Keduanya merupakan kesatuan yang fungsional. Dalam setiap baris, bait, bahkan setiap kata yang dipilih harus mempunyai makna. Amin7uddin (1987:134) mendefinisikan puisi dengan “membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi padadasarnya seseorang itu telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah. Puisi dapat membuat pembaca ke dalam ilusi tentang keindahan, terbawa dalam angan-angan, selain dengan keindahan penataan unsur bunyi, penciptaan gagasan, maupun suasana tertentu sewaktu membaca suatu puisi.
Dari beberapa pengertian puisi diatas, dapat disimpulkan bahwa puisi itu dibangun berdasarkan dua unsur yaitu struktur fisik dan struktur batin. Puisi ini mempunyai nilai estetik karena unsur-unsur yang membangunnya. Terdapat pemadatan kata berupa esensi sesuatu merupakan pembeda puisi dengan karya sastra lain. Pengekspresian atau pengucapan puisi secara imajinatif menyatakan suatu hal dengan arti yang lain atau tidak disampaikan dengan langsung. Puisi berasal dari hasil olah pikir dan rasa yang diungkapkan penyair. Puisi dapat membuat pembaca larut dalam ilusi tentang keindahan dan angan-angan.

Ragam Puisi

Puisi sebagai salah satu karya sastra sangat beragam macamnya. Menurut Waluyo (1987:135—144) dari berbagai macam puisi yang telah diketahui dapat dikelompokkan menjadi sepuluh yaitu berikut ini.
Pertama, berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan terdiri atas tiga jenis yaitu berikut ini.
1) Puisi naratif adalah puisi yang mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Jenis puisi naratif ini misalnya adalah balada dan romansa. Balada yaitu puisi yang berisi cerita tentang orang-orang perkasa, tokoh pujaan, atau orang-orang yang menjadi pusat perhatian. Sedangkan romansa yaitu jenis puisi cerita yang menggunakan bahasa romantic yang berisi kisah percintaan yang berhubungan dengan ksatria, dengan diselingi perkelahian dan petualangan yang menambah percintaan tokoh lebih mempesonakan.
2) Puisi lirik adalah puisi yang mengungkapkan aku lirik atau gagasan pribadinya. Puisi ini mempunyai tiga jenis, yaitu: elegi, serenade, dan ode. Elegi yaiut puisi yang mengungkapkan duka. Serenade yaitu sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Ode yaitu puisi yang berisi pujian terhadap seseorang, sesuatu hal, atau suatu keadaan.
3) Puisi deskriptif adalah puisi yang menyatakan bahwa penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keaadaan atau peristiwa, benda atau suasanan yang dipandang menarik oleh penyair. Puisi deskriptif dibedakan menjadi tiga yaitu, puisi satire, kritik sosial, dan puisi-puisi impressionik. Puisi satire yaitu puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu keadaan, namun dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaliknya. Kritik sosial adalah puisi yang menyatakan ketidaksenangan penyair terhadap diri seseorang, namun dengan cara membeberkan kepincangan atau ketidakberesan keadaan orang-orang tersebut. Puisi impressionik adalah puisi yang mengungkapkan kesan (impresi) penyair terhadap suatu hal.
Kedua, puisi kamar dan auditorium yang disebut juga puisi hukla (puisi yang mementingkan suara atau serangkaian suara). Puisi kamar adalah puisi yang cocok dibaca sendirian atau dengan satu atau dua pendengar saja di dalam kamar. Puisi auditorium adalah puisi yang cocok di baca untuk di auditorium, atau di mimbar yang jumlah pendengarnya dapat ratusan orang.
Ketiga, berdasarkan sifat dari isi yang dikemukakan terdiri atas puisi fisikal, platonic, dan metafisikal. Puisi platonic adalah puisi yang sepenuhnya berisi hal-hal yang bersifat spiritual atau kejiwaan. Puisi metafisikal adalah puisi yang bersifat filosofis dan mengajak pembaca merenungkan kehidupan dan merenungkan Tuhan.
Keempat, puisi subjektif dan puisi objektif. Puisi subjektif atau personal adalah puisi yang mengandung gagasan, pikiran, dan suasana dalam diri penyair sendiir. Puisi objektif adalah puisi yang mengungkapkan hal-hal diluar diir penyair itu sendiri.
Kelima, puisi konkret adalah puisi yang bersifat visual yang dapat dihayati keindahan bentuk dari sudut penglihatan (poem for the eye).
Keenam, puisi diafan dan puisi prismatis. Puisi diafan atau puisi polos adalah puisi yang kurang sekali menggunakan pengimajinasian, kata konkret, dan bahasa figurative sehingga puisinya mirip dengan bahasa sehari-hari. Sedangkan puisi prismatis adalah puisi yang menyelaraskan kemampuan menciptakan majas, verifikasi, diksi, dan pengimajinasian sehingga pembaca tidak terlalu mudah menafsirkan makna puisinya.
Ketujuh, puisi parnasian dan puisi inspiratif. Puisi parnasian adalah puisi yang mempunyai sifat dan mengandung keilmuan. Puisi ini diciptakan dengan pertimbangan ilmu atau pengetahuan dan bukan didasari oleh inspirasi karena adanya mood dalam jiwa penyair. Puisi inspiratif adalah puisi yang diciptakan berdasarkan mood, sehingga dalam puisi inspiratif ini penyair benar-benar masuk ke dalam suasana yang hendak dilukiskan.
Kedelapan, stanza. Stanza adalah puisi yang terdiri atas 8 baris. Salah satu contoh jenis puisi stanza ini dapat kita jumpai dalam karya Rendra yang berjudul Empat Kumpulan Sajak.
Kesembilan, puisi demonstrasi atau pamphlet. Puisi demonstrasi adalah puisi yang melukiskan perasaan kelompok bukan individu. Perasaan ini merupakan endapan dari pengalaman fisik, mental, dan emosional selama para penyair terlibat dalam demonstrasi. Pamflet adalah puisi yang mengungkapkan protes sosial yang kata-katanya mengungkapkan arsa tidak puas kepada keadaan.
Kesepuluh, alegori. Alegori adalah jenis puisi yang isinya memberikan nasehat tentang budi pekerti dan agama. Jenis alegori yang terkenal adalah parable yang disebut juga dengan dongeng perumpamaan. Salah satu contoh alegori adalah cerita berbingkai “1001 Malam”.

0 komentar:

Posting Komentar