Senin, 23 Februari 2009

Tulisanku

0

Tentang Sastra Indonesia:.

Prolog

Karya sastra Indonesia, khususnya novel, bila dibandingkan dengan kesusastraan negara lain, sesungguhnya lahir dan berkembang dalam dinamika sosial dan kultural yang khas. Khas dalam artian mengejewantahkan heterogenitasnya tentang manusia Indonesia berikut kebudayaannya yang beragam. Novel Indonesia laksana mempresentasikan ruh, bahkan juga semangat kultural lingkungan sosial budaya etnisitas keindonesiaan. Suatu karya sastra pada dasarnya khas dan unik. Setiap karya sastra berbeda antara satu dengan lainnya karena kekhasan dan keunikannya. Dari berbagai unikum itulah hadir, menjelma kekayaan kultural, keberagaman, dan heterogenitas.
Demikian juga dengan novel Indonesia. Diantara keberagaman itu, novel Indonesia selalu menyembulkan kekhasan, keunikan dan berkaitan erat dengan kultur etnik yang mengalir menjadi pola berpikir, perilaku dan sikap hidup, tata krama dan etika, tindakan dan ekspresi diri, pandangan dan orientasi tentang alam dan lingkungan bahkan wawasan estetiknya.
...

Sebuah Perjalanan Tentang Sastra

Sastra adalah roh kebudayaan. Ia lahir dari proses yang rumit kegelisahan sastrawan atas kondisi masyarakat dan terjadinya ketegangan atas kebudayaannya. Sastra sering juga disebut sebagai potret sosial. Ia mengungkapkan kondisi masyarakat pada masa tertentu. Disebutkan pula bahwa sastra memberikan pemahaman yang khas atas situasi sosial, kepercayaan, ideologi, dan harapan-harapan individu yang sesungguhnya mempresentasikan kebudayaan bangsanya.
Mempelajari sastra suatu bangsa pada hakikatnya tidak berbeda dengan usaha memahami kebudayaan suatu bangsa yang bersangkutan. Dengan kata lain, mempelajari suatu kebudayaan suatu bangsa tidak akan lengkap jika keberadaan kesusastraan yang bersangkutan diabaikan. Hal inilah yang disebut dengan kedudukan kesusastraan dalam kebudayaan suatu bangsa. Ia tidak hanya merepresentasikan kondisi sosial yang terjadi pada zaman tertentu, tapi juga menyerupai pantulan perkembangan pemikiran dan kebudayaan masyarakatnya.
Kesusastraan Indonesia atau kesusastraan bangsa manapun di dunia ini pada dasarnya merupakan potret sosial budaya masyarakatnya. Ia berkaitan dengan perjalanan sejarah bangsa itu. Ia merupakan refleksi kegelisahan kultural dan manifestasi pemikiran bangsa yang bersangkutan. Misalnya, pada zaman Balai Pustaka (1920—1933). Kita melihat karya-karya sastra yang muncul pada saat itu masih menunjukkan keterkaitannya dengan problem kultural ketika bangsa Indonesia berhadapan dengan kebudayaan barat. Tarik menarik antara tradisi dan pengaruh budaya barat dimanifestasikan dalam bentuk tokoh-tokoh rekaan yang mewakili golongan tua (tradisional) dan golongan muda (modern). Hal ini tampak jelas terlihat dari tema-tema yang diangkat dalam karya sastra pada masa itu. Problem adat yang berkaitan dengan masalah perkawinan dan kedudukan perempuan hampir mendominasi novel Indonesia pada zaman itu.

Catatan Sebuah Kisah

0

Catatan Sebuah Kisah

Setahun yang lalu, tepatnya 4 Februari 2008, aku bertemu dengan seorang lelaki. Itupun kalo nggak karena tugas akhir dari salah satu matakuliah yang harus kutempuh, aku nggak akan mungkin bertemu dengan lelaki itu. Yups, salah satu kewajiban yang harus dijalankan oleh seorang mahasiswa pada akhir masa-masa studinya adalah “Praktek Lapangan”. Dan bertemulah aku dengan lelaki itu.
Kesan pertama yang aku dapet dari lelaki itu, “cakep bo!!!”. Nggak bisa dipungkiri lelaki itu emang cakep meskipun ndut, hehe. Tinggi sekitar 165—170 cm, rambut agak keriting, kulit putih, tampang boleh dibilang lumayan keren (apalagi ya?? Rada-rada lupa ma ciri-cirinya), pesonanya berhasil memikat beberapa wanita yang menjadi rekanku se tim (mungkin termasuk aku). Aku lupa gimana ceritanya pertama kali aku kenal ma dia. Seingatku, mungkin karena kita berdua sering berada di meja yang sama gara-gara laptop kali. Yang jelas aku bener-bener lupa gimana kejadiannya waktu itu.
Hari demi hari, waktu demi waktu, akhirnya hubungan pertemanan kami makin dekat. Bisa diakui, dia cukup memiliki otak yang encer mengenai dunia komputer dan teknologi, alhasil aku pun sering mendapatkan ilmu yang ia miliki tentang komputer dan teknologi. Lumayan buat tambahan ilmu biar gag gaptek bu...gratis pula. Satu dari sekian peristiwa yang kuingat, dimana aku harus kembali bermasalah dengan “six sence” yang kumiliki. Seperti yang kulihat, dia memberikanku sebuah film (nggak tau judulnya apaan???). Katanya sih, kisah yang ada di film itu persis dengan peristiwa yang aku alami. Waa, baik bener ya?? Apalagi sama temennya...
Dari semula yang hubungan kami hanya berteman saja, lambat laun aku mulai mengaguminya. Dulu aku beranggapan bahwa ia adalah lelaki sempurna. Alhasil, kuputuskan untuk menyukainya. Gayung pun bersambut, selidik punya selidik, ia pun juga memliki perasaan yang sama denganku. Duh, senangnya!! Kontan saja, dengan semakin dekatnya hubungan kami, juga membuat beberapa wanita di rekan se timku kebakaran jenggot. Ada yang bilang, “waa, kenapa tu cowok ma cewek itu? Aku khan lebih cantik dari cewek itu!”, plus lain-lain yang belum aku dengar. Aku sih cuek aja. Masa bodo sama omongan-omongan itu. Untung aja waktu itu ada sahabat plus soulmate yang udah kuanggap sebagai saudaraku sendiri yang selalu menyemangatiku. Kalo nggak ada dia, mungkin mereka udah pada ku babad abis-abisan.
Suatu hari, akhirnya dia mengajariku tentang suatu hal yang berkaitan dengan komputer dan internet (yang lagi-lagi aku lupa apa pembahasannya). Kami pun sepakat untuk bertemu di hari Minggu, karena di hari itulah kami sama-sama memiliki jadwal yang kosong. Setelah ayik berutak-atik dengan komputer dan permasalahannya, kami makan di suatu tempat favoritku. Lalu kami pun asyik pula mengobrol. Tiba-tiba dia bilang sesuatu padaku. Kalo nggak salah dia pernah bilang, “Kamu adalah bagian dari hidupku”. Itu yang kuingat ucapannya. Wow, kaget juga sih dengerin kata-kata yang barusan keluar dari mulutnya.
What the meaning? Oh..my God, this is the name of true love??
Ternyata pikiranku salah total. Setelah peristiwa yang kuanggap sebagai “kencan pertamaku” yang aku jalani beberapa hari sebelumnya, tiba-tiba sikap dia berubah. Aku nggak tau apa salah dan dosaku padanya. Bingung euy, koq tiba-tiba ia kesetanan seperti itu. Yang semulanya baik, berubah seperti preman yang mau ngerampok korbannya. Sadis amat. Marah, sedih, gelisah, bingung campur aduk rasanya waktu tahu kenapa sikapnya berubah. Ketemu di tempat praktek selalu menghindar, ketemu muka aja nggak mau apalagi menyapaku. Dan akhirnya, aku pun menangis karena dia. Apa yang terjadi padanya? Kenapa dia begini dan kenapa dia begitu? Banyak sekali pertanyaan yang menumpuk di otakku.
Untuk mengetahui jawabannya, akhirnya kuputuskan untuk membuat suatu rencana. Tujuannya cuma satu kok. Aku ingin tahu gimana perasaan dia yang sebenarnya padaku? Itu aja nggak ada yang laen. Sesuai dengan saran sahabatku yang sudah kuanggap seperi saudaraku sendiri, aku pun melakukan rencana itu. Nggak sendiri, bersama sahabatku kujalani skenario ini. Sayang, skenario ini nggak berjalan mulus seperti yang ada di pikiranku dan sahabatku. Alhasil, skenario yang kita susun baik-baik dari awal sampai akhir, aknirnya terbongkar juga. Teman-teman se timku curiga dengan skenario kami. Dan, kami pun terjebak pada skenario yang kami buat sendiri. Kesalnya lagi, lelaki yang sudah ku puja-puja sebagai lelaki terbaik yang ada dalam hidupku, nggak mau membantuku sedikit pun. Ia malah ikut-ikutan menghakimi kami berdua. Aku bener-bener kecewa sama sikapnya. Kemarin ia bilang cinta, ia bilang aku adalah bagian dari hidupnya yang nggak mungkin hilang, tapi sekarang ia tak lebih dari seorang pengecut di hadapanku.
Marah dan kecewa. Dua sikap itulah yang menghampiriku. Ingin sekali ku bantai abis-abisan rekan se timku, lebih-lebih lelaki pengecut itu. Apa ini yang dinamakan cinta? Apa ini yang dinamakan “Kau adalah bagian dari hidupku?”. Dia nggak pernah mau jujur sama hatinya sendiri bahwa diantara kami ada sesuatu hubungan yang istimewa. Ia munak untuk mengakui kata-katanya, mengakui sikapnya padaku, mengakui hatinya padaku. Sungguh aku benar-benar kecewa. Lebih lagi, ada seorang rekanku dalam tim yang bilang bahwa aku bermimpi, aku merendahkan harga diriku hanya untuk mendapatkan cinta dari lelaki itu. Ugh, emosiku meledak-ledak mendengar ucapan itu. Ingin rasanya aku melemparkan benda-benda tajam yang ada di depanku ke muka dia biar dia ancur sekalian wajahnya. Hallo??? Hari gini aku mimpi dapetin lelaki brengsek itu!! Hari gini aku mengemis cinta sama lelaki busuk itu!! Nggak zamannya kalee. Lelaki itu dulu yang mengatakan cinta padaku dan bukan aku yang bermimpi ya mbak!! Bukan aku duluan yang mengemis-ngemis cinta sama dia!! Untungnya, di saat situasi yang menyebalkan seperti itu, masih ada wanita yang menentramkan amarahku. Wanita itu tak lain adalah sahabatku sendiri. Ia selalu memberikanku semangat dan dorongan untuk selalu sabar dalam menghadapi caci maki dari orang-orang jahanam itu (yang tak lain adalah teman-teman dari pecundang itu).
Akhirnya, aku pun bisa bernapas lega karena masa praktek yang harus aku jalani pun segera berakhir. Thanks God, finally aku nggak akan pernah bertemu lagi dengan orang-orang jahanam terutama si pecundang kelas kakap itu. Itulah catatan sebuah kisah yang awalnya membuatku cinta mati sama lelaki itu akhirnya menjadi benci. Dan aku pun tau jawabannya. Ia bukanlah lelaki sempurna dan bukanlah lelaki terbaik yang aku miliki. Sungguh munafik ya, ia sendiri yang bilang padaku bahwa aku adalah cintanya, aku adalah bagian dari hidupnya. Namun, ia mengingkari kata-katanya sendiri, lebih-lebih di hadapan teman-temannya. Aku kecewa karena ia nggak mau jujur sama kata hatinya.
Setahun pun berlalu, rasa sakit di hatiku masih muncul jika aku tiba-tiba mengingat peristiwa itu. Peristiwa itu kuanggap sebagai musibah. Namun, pada akhirnya aku pun bisa melupakan semua yang terjadi padaku saat itu dan menata hidupku kembali. Itulah sebabnya, di awal-awal cerita aku sering menuliskan kata-kata lupa. Aku sendiri udah nggak mau tau tentang lelaki pecundang itu. Makanya, aku hapus semua ingatanku tentang dia. Rugi banget inget lelaki pecundang itu, buang-buang pikiran aja. Ya nggak?? Terakhir yang ku dengar kabarnya, akhir bulan ini dia mo married dan mengejar salah satu mimpinya. Lagi-lagi,
I don’t care about him.
Kita disakiti karena cinta, pasti nantinya kita akan bahagia pula karena cinta itu. Satu pelajaran hidup yang dapat kuambil dari catatan kisahku, jangan pernah mencintai seseorang karena parasnya tapi cintailah seseorang karena hatinya. Karena itulah yang akan membuat hati kita bahagia.

Tulisan ini adalah sebuah kisah tentang hidupku. Bukannya nggak percaya sama makhluk Tuhan yang biasa disebut cowok, cuman ini adalah kisah terpahit yang pernah aku alami di sepanjang hidupku.
Thanks God, atas nikmat hidup yang begitu indah
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin..

Sebuah Pengantar

0

KATA-KATA BIJAK HARI INI...


Waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang-orang di sekelilingmu tersenyum.Jalanilah hidupmu sehingga pada waktu kamu meninggal, kamu tersenyum dan orang-orang
.:di sekelilingmu menangis

Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan.Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahsia dari masa muda yang abadi.Ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan.Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan.Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan.Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan.Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati.Ambillah waktu untuk memberi, itu adalah membuat hidup terasa bererti.Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan
..:Ambillah waktu untuk beramal, itu adalah kunci menuju syurga

Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan. Kamu tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan kamu sampai kamu melupakan kegagalan kamu
.:dan rasa sakit hati

Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum
.:yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah

Don’t limit yourself
The difference between winner and loser is that winners do not set limit on themselves
(dummies.com)



Dare to dream
You can’t move forward if you are looking back.
You can’t find new solution if you believe it can’t be done.
Have the courage of your own conviction and go after it
(dummies.com)

Cinta kepada Allah adalah puncaknya cinta.
.:Lembah cinta adalah cinta kepada sesama

Naluri berbicara kita akan mencintai yang memuja kita,
.:tetapi tidak selalu mencintai yang kita puja

Orang besar bukan otaknya sempurna tetapi orang yang mengambil sebaik-baiknya
.:dari otak yang tidak sempurna

Jika seseorang tidak mencintai Anda janganlah dia Anda benci,
.:karena mungkin akan tumbuh benih cinta kembali

Pahlawan bukanlah orang yang berani menetakkan pedangnya ke pundak lawan,
.:tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai dirinya di kala marah
(Nabi Muhammad)

Teman sejati ialah ia yang meraih tangan Anda dan menyentuh hati Anda